Tuesday, April 29, 2008

In Memorial

Ini tulisan pertama saya mengenai "kehilangan" salah seorang anak didik di Rawinala. Jari saya terasa berat saat harus mengatakan " Angga telah dipanggil Tuhan ". Semua berduka terutama keluarga besar Rawinala.
Terlahir dengan nama Mahatma Arrahman Kahar, pada tanggal 16 April 1994 ( 14 tahun ) dari pasangan bapak David Herman. SE dan ibu Yunida Nurul yang beralamatkan di Jl. Gondang Dia RT.04 / 05 No.17 A, Jatiwaringin.
Angga adalah panggilan untuk anak yang terlahir dengan keterbatasan penglihatan ( tuna netra ), namun termasuk anak yang sedikit pemalu.
Sangat mengejutkan kami semua saat menerima kabar "kepergian" Angga pada hari Selasa, pukul 18.00 wib di RS. Harum. Dari hasil CT Scan yang dilakukan oleh rumah sakit mengatakan bahwa Angga mengidap penyakit Hydrocepalus.
Hanya doa yang bisa kami berikan, agar anak kita tercinta "Mahatma Arrahman Kahar" dapat diterima disisiNya.
Senyumannya akan kami ingat selamanya, semangatnya akan menjadi semangat kami untuk melayani anak-anak berkebutuhan khusus di Rawinala.

Mahatma Arrahman Kahar

Sunday, April 20, 2008

IDOLA KITA SEMUA

Idola buanget..........Rawinala memang jadi Idola bulan ini ! Kegiatan-kegiatan dalam bentuk pelatihan diadakan untuk membagikan pengalaman Rawinala dalam melayani anak berkebutuhan khusus kepada siapa saja.

Dihari yang sama saat GPM ( Gereja Protestan Maluku ) mengadakan kunjungan ke Rawinala, dengan semangat pula kami menerima kunjungan dari alumni Indonesia Idol di Rawinala. Mereka datang dalam rangka ucapan syukur untuk pembuatan album rohani mereka yang bertemakan ” Ucapan Syukur ”.

Kita patut bangga pada artis-artis Kristen ini, yang memberikan talenta mereka untuk kemuliaan nama Tuhan. Memulai karir di ajang bergengsi ” Indonesia Idol ” dan tidak menjadi juara di kontes ini, bukan berarti semuanya berakhir.

Danar Idol, Ilham Idol, Steven Idol dan Setyo Idol, mereka adalah anak-anak Tuhan yang memberikan talenta mereka untuk kemuliaan nama Tuhan.


Indonesian Idol Alumni Visitation

MAHASISWA, JUGA MANUSIA LHO !

Leadership, Mentalisasi adalah komponen penting didalam kita hidup bermasyarakat. Didalam keluarga ada figur ayah yang menjadi pemimpin keluarga, di dalam dunia kerja ada pimpinan yang memimpin sebuah perusahaan atau instansi, di dalam pribadi kita maka kitalah pemimpin diri kita sendiri.

Program yang menarik yang terdapat di dalam kurikulum pembelajaran mahasiswa ATMI ( Akademi Tehnik Mesin Indonesia ). Tujuan dari program ini sangat sederhana namun butuh aplikasi secara langsung. Diharapkan para mahasiswa mampu menjadi pemimpin – pemimpin yang memiliki mentalitas tinggi meskipun benturan dan konflik mereka hadapi. Usia mereka berkisar antara 20 tahunan, jika dilihat masih sangat muda dan kegiatan yang dilakukan di Rawinala adalah kegiatan baru bagi mereka.




Kesan yang kita dapat selama tiga hari mahasiswa-mahasiswa ini melakukan aktifitas mereka adalah, lucu, unik dan menantang. Lucu dengan kepolosan mereka menghadapi anak-anak didik Rawinala, Unik melihat sikap serta perilaku mereka yang spontan serta Menantang melihat konsep mereka terhadap penyandang cacat masih sederhana sehingga Rawinala harus memberikan pelayanan lebih baik agar konsep mereka terhadap penyandang cacat yang lemah dan tidak mampu berbuat apa-apa berubah.

Sedikit kesan yang ditinggalkan oleh salah satu mahasiswa ATMI selama berada di Rawinala. Namanya Yohannes Deswanto Rendy Wibowo ( 20 Tahun )
” Tadinya saya pikir, anak-anak dengan keterbatasan tidak melihat, mereka tidak mampu melakukan apa-apa. Saya sempat tidak PD ( Percaya Diri ) melihat kondisi anak yang seperti itu dan bingung harus berbuat apa ? Setelah beberapa hari berada disini, saya melihat kelebihan anak-anak yang luar biasa. Tanpa saya sadari ternyata anak-anak memiliki talenta dan kemampuan yang luar biasa. Salut deh buat RAWINALA ! ”



Komentar yang positip namun tidak membuat Rawinala berpuas diri. Ada banyak PR ( Pekerjaan Rumah ) serta tugas pelayanan yang masih harus dilakukan oleh Rawinala. Rawinala menjadi lembaga pelayanan pendidikan bagi anak cacat ganda netra mampu bertahan dan melakukan aktivitasnya, berkat dukungan kita semua.

” BERKAT RAWINALA MELIMPAH ! ”

Kunjungan Pendeta & Aktivis Gereja Protestan Maluku

Saatnya Rawinala untuk berbagi banyak hal terutama berbagi mengenai pelayanan pendidikan anak cacat ganda. Dalam programnya, Rawinala mencoba menginformasikan seluas mungkin bentuk pelayanan pendidikan cacat ganda netra.

Melalui kerjasama dengan GKJ. Jakarta, dalam rangka mendukung program kegiatan GPM ( Gereja Protestan Maluku ) mengadakan kunjungan sehari ke Yayasan Pendidikan Dwituna Rawinala pada tanggal 16 April 2008.

Rawinala terberkati dengan kunjungan Pendeta – Pendeta Protestan se Maluku. Berkat yang luar biasa yang tidak bisa digantikan dengan materi. Kami mencoba mengenalkan pelayanan pendidikan ini sebaik mungkin dan mengajak gereja-gereja untuk lebih ” aware ” terhadap penyadang cacat. Peserta melihat-lihat gedung serta aktivitas pendidikan yang sedang berlangsung. Jumlah peserta cukup banyak sekitar 40 orang yang mayoritas adalah pendeta serta aktivis gereja. Dalam kegiatan ini Pdt. Buce Maloa menjadi contack person antara Rawinala dan GPM ( Gereja Protestan Maluku ).

Menjadi sumber inspirasi serta motivasi dalam melayani adalah tujuan Rawinala. Kesan yang mendalam dari peserta merupakan tolak ukur bagi Rawinala untuk memberikan pelayanan lebih baik lagi. Dukungan serta semangat dari orang-orang yang terlibat dalam pelayanan di Rawinala adalah kunci sukses keberhasilan Rawinala.
Seperti Abraham Lincon mengatakan ” Jangan tanyakan apa yang Negara bisa berikan padamu tapi tanyakan pada diri anda, apa yang bisa anda perbuat bagi Negara anda ! ” suatu pernyataan yang sederhana namun memiliki arti yang luar biasa. Begitu juga di Rawinala, setiap orang yang terlibat berproses memberikan yang terbaik tanpa memikirkan feedback yang diberikan oleh Rawinala. Salut buat mereka yang terlibat langsung dalam pelayanan di Rawinala. Apapun posisi, tugas serta tanggungjawab anda, anda sangat berharga dimata Tuhan.


GPM Visitation

Puisi karangan salah seorang peserta yang dipersembahkan untuk Rawinala, judulnya adalah

BELAJAR HIDUP

Hidup tak sekedar tentang senyuman
Hidup juga mengenai tangis

Hidup tak sekedar tentang kebahagiaan
Hidup juga mengenai kesedihan

Hidup tak sekedar tentang kelebihan
Hidup juga mengenai keterbatasan

Hidup tak sekedar tentang kebersamaan
Hidup juga mengenai kesendirian

Hidup tak sekedar tentang penerimaan
Hidup juga mengenai penolakan

Terima kasih teman, hari ini aku belajar…
Bahwa hidup itu anugerah
Walaupun kelihatan salah dan tidak pada tempatnya

Yayasan Pendidikan Dwituna Rawinala
17 April 2008
Jenne Pieter ( Senda )

Sunday, April 13, 2008

HOME VISIT ALUMNI RAWINALA

Steven Renhad ( 20 tahun ) dan Ziyat ( 8 tahun ) adalah alumni Rawinala. Steven alumni yang sudah menyelesaikan pendidikannya, sedangkan Ziyat melanjutkan pendidikannya di Lembaga Pendidikan luar biasa lain yang cocok untuk mengembangkan kemampuannya. Home visit dilakukan oleh Elfie Susanti ( Pekerja Sosial ) dan Ms. Vera Dotulong ( mantan guru Steven )
Khusus untuk Steven, kami menaruh simpati dan empati yang luar biasa padanya. Sebagai penyandang cacat ganda, Steven termasuk anak yang mudah untuk diarahkan. Butuh kerja keras serta pemikiran ekstra agar orang tua mau diajak kerjasama dalam pelayanan pendidikan untuk Steven.
Saat ini Steven lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah, dengan sosialisasi yang sedikit berkurang.
Kami selalu mengharapkan yang terbaik bagi Steven dan terus berusaha menjalin relasi dengan memantau perkembangannya meskipun tidak secara langsung.


Home Visit Alumni Rawinala

PELATIHAN HKI - RAWINALA 2008

Rawinala mencoba mengembangkan pelayanannya dengan menerima kerjasama dari Hellen Keller Indonesia dalam pelatihan untuk pendamping atau pengasuh yang berasal dari Aceh. Acara ini berlangsung dari tanggal 24 Maret s.d 06 april 2008 di YPD. Rawinala. Peserta terdiri dari beberapa lembaga sosial yang ada di Aceh.
Membagikan pengalaman dalam pelayanan pendidikan bagi Cacat Ganda merupakan sesuatu yang menantang. Peserta yang pada umumnya adalah wanita dan mayoritas dari mereka melayani anak-anak yang berkebutuhan khusus dengan satu kecacatan membutuhkan pemikiran serta usaha yang maksimal oleh tim Rawinala agar peserta mampu memahami bentuk pelayanan yang dilakukan oleh Rawinala.
Pada umunya, mereka melayani lebih dari dua puluh anak dengan satu orang pendamping dengan keterbatasan anak yaitu tidak bisa bicara, tidak bisa mendengar, cacat mental dan tuna netra.
Sedikit berbeda yang dilakukan oleh Rawinala namun Rawinala mencoba memberikan serta membagikan pengalaman semaksimal mungkin kepada peserta.
Pada kesempatan ini, tim Rawinala dikoordinir oleh bapak Budi Prasojo, S. Sos dibawah pengawasan Direktur Pendidikan, bapak Sigid Widodo dan acara ini berlangsung dengan sukses.
Harapan kami adalah peserta mampu mengaplikasikan pengetahuan yang sudah didapat dari Rawinala di lembaga mereka masing-masing dan relasi antara Rawinala - Peserta dapat terjalin terus, meskipun pelatihan telah berakhir.


Pelatihan Peserta Aceh 2008