Monday, December 3, 2007

INFO RAWINALA

Yth. Bapak/Ibu Mitra Rawinala

Jika berkenan silahkan menyaksikan liputan kegiatan Rawinala di www.liputan6.com klik program khusus di halaman 5, judulnya BAHASA HATI.

Terimakasih atas perhatian dan kerjasamanya selama ini.

Sigid Widodo
Direktur PPCG Rawinala
Jl. Inerbang 38, Kel.Batu Ampar, Kec.Kramatjati
Jakarta Timur
Telp. 021-8090407/80886248

Sunday, December 2, 2007

Prosa by Sigid Widodo

Tanggal 3 Desember, seluruh dunia memperingati Hari International Penyandang Cacat, menjadi gerakan dunia, karena perhatian dan kepedulian terhadap penyandang cacat masih memprihatinkan di muka bumi ini…

Diskriminasi……,
tidak ada aksessibilitas
Stigmasisasi…..….
pelecehan….….
penolakan……..,
pesakitan…..dan banyak lagi yang membuat mereka seolah bukan MANUSIA.

Akankah…hal itu dibiarkan tumbuh subur..?
Tidak terpikirkah oleh kita….keadaan seperti itu akan terjadi juga pada kita.
Pertumbuhan lahirnya bayi cacat di muka bumi ini akan selalu ada..

Semua orang punya peluang….akankah kita menghindari dan menolak karya Tuhan yang indah ini?

Rabi…, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orangtuanya, sehingga ia dilahirkan buta ? Jawab Yesus : “Bukan dia dan bukan juga orangtuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia” Yohanes 9: 2 - 3

Kecacatan bukan salah siapa-siapa, tidak perlu ada yang menjadi kambing hitam !!!!

Foto anak- anak Rawinala…adalah bukti pekerjaan-pekerjaan Allah telah dinyatakan di dalam mereka.
Adakah kita melihat raut kesedihan di wajah mereka……?
Adakah kita melihat mereka menghiba-hiba minta belas kasihan kita…?
Siapakah yang bisa membuat mereka seperti itu….? Bukankah Tuhan Pencipta segala sesuatu di muka bumi ini.

Kalau hari ini kita memperingatinya…, bukan karena ikut-ikutan…
Inilah bentuk solidaritas kita
Inilah penguatan kita untuk mereka….
Bahwa MEREKA BERHARGA DI HADAPAN TUHAN..................

Pelita Harapan Elementary School Visitation

Belajar menerima keberadaan anak-anak yang memiliki keterbatasan seperti anak-anak di Rawinala memang tidak semudah yang kita bayangkan. Rawinala harus bekerja keras saat menjelaskan serta mengajak anak-anak dari Sekolah Pelita Harapan agar lebih " aware " terhadap anak-anak seperti di Rawinala. Tapi Rawinala tidak akan menyerah dan percaya suatu hari mereka akan belajar lebih " aware " terhadap lingkungan.


2007-11-23, SDPelita Harapan

Program Rutin

Setiap harinya anak-anak Rawinala diajarkan dengan berbagai kegiatan sesuai dengan kemampuan anak. Selain belajar akademik ( bagi yang mampu ) dan belajar keterampilan ( anak yang mampu latih ), pengajar Rawinala juga memberikan berbagai kegiatan rutin yang berfungsi merangsang motorik halus dan motorik kasar anak.


Program Berenang

2007-11-21, kegiatan-rabu

Pramuka Siapa Yang Punya ?

Keterlibatan anak-anak Rawinala di Hari Pramuka untuk PENCA yang diadakan di Cibubur pada tanggal 18 s.d 19 Nopember 2007, memang untuk pertamakalinya. Banyak pengalaman unik yang dirasakan anak-anak. Bahkan keterlibatan anak-anak di event ini mengundang banyak perhatian. Rawinala juga berkesempatan diliput oleh salah satu media surat Kompas pada tanggal 2o Nopember 2007.


pramuka penca

Kunjungan Sosial PD. Beacukai dan Keluarga Ramli Arief

Trimakasih atas kunjungan Sosial PD. Beacukai dan Keluarga Ramli Arief.
Tuhan memberkati


2007-11-24, beacukai

Ngeband Bareng PT. Jasa Marga

Bukan untuk pertamakalinya Band Rawinala mendapat kesempatan untuk ngisi di berbagai acara. Yang menarik ketika Band Rawinala ngisi di perkumpulan istri-istri karyawan PT. Jasamarga. Mereka kelihatan energik dan sangat antusias dengan penampilan Band Rawinala. Salut buat Band Rawinala.


Jasa Marga

Rawinala Masuk Kampus

Mungkin banyak yang bertanya-tanya dengan judul yang kita berikan ! Tapi perlu dicatat bahwa Rawinala terus bekerja keras untuk memperkenalkan pelayanan pendidikan bagi penyandang cacat ganda netra agar masyarakat umum lebih " aware " atau care ( peduli ) terhadap keberadaan anak-anak seperti ini. Universitas Atmajaya mencoba menfasilitasi visi Rawinala dengan memberikan kesempatan kepada Rawinala untuk mengadakan Bazaar. Memasarkan hasil karya anak juga menayangkan bentuk-bentuk kegiatan anak-anak dengan menggunakan multi media selama dua Bazaar. Kami mengucapkan terimakasih banyak kepada para mahasiswa Atmajaya yang sudah bekerja keras untuk membantu tercapainya visi Rawinala.


2007-11-23, atmajaya

Mengenal Pahlawan Revolusi

Meskipun harus mengorbankan nyawa untuk mempertahankan ideologi bangsa, akhirnya Indonesia terbebas dari faham yang tidak sesuai dengan Negara kita. Untuk itulah Sekolah berkebutuhan khusus bagi penyandang cacat ganda netra mencoba mengingat kembali betapa besar jasa para pahlawan revolusi kita demi bangsa ini. Mengajak anak-anak ke lokasi kejadian yang terdapat di Lubang Buaya, Pondok Gede adalah bentuk upaya membangkitkan empati para pelajar di Rawinala.


2007-11-13, lubang buaya

Thursday, November 1, 2007

Saat " Refreshing " Menjadi Kebutuhan Rohani

Melayani di lembaga pendidikan yang unik seperti di Rawinala tidaklah semudah yang kita bayangkan. Jika kita mau memberikan hati dan pikiran kita serta fokus pada pelayanan pendidikan anak MDVI ( Multi Disable Visual Impairment ) maka hati kita akan selalu damai dan sejahtera. Pada tanggal 26 s.d 27 Oktober 2007, Rawinala mengadakan pertemuan di Ciawi selama dua hari untuk menyegarkan pemikiran, tubuh serta spiritual staff-staff yang ada di Rawinala. " Bosan dan Jenuh " menjadi faktor utama seseorang kurang semangat didalam melakukan tugas mereka namun Rawinala mencoba meminimalkan hal tersebut dengan menyegarkan para staff serta menjalin kerjasama, kekeluargaan antara sesama staff Rawinala. Selain para staff, acara ini juga melibatkan para pengurus yang terdiri dari jemaat-jemaat GKJ ( Gereja Kristen Jawa ) sehingga ada perbauran dan menimbulkan keakraban.

Villa Spring

" Sweety Balqiz " New Student

Dengan sukacita kami atas nama Yayasan Pendidikan Dwituna Rawinala menyambut kedatangan anak didik baru yang bernama Balqiz Baika Utami. Lahir di Jakarta 17 September 2005 ( 2 tahun ) dengan keterbatasan tidak bisa melihat. Rawinala dengan komitmennya akan terus melayani anak MDVI ( Multi Disable Visual Impairment ) dan mencoba mensosialisasikan pelayanan ini sejak dini agar anak-anak usia pendidikan sedini mungkin dapat tertangani.

Balqis New Student

" Telor Asin " Program Kemandirian Kelas Pak Mulyono

Kelas pendidikan lanjut memiliki program yang berfokus pada kemandirian anak dan menggali potensi anak, dengan tujuan ketika menyelesaikan pendidikan di Rawinala mereka mampu mengembangkan serta mendapatkan penghasilan. Membuat telor asin dan dipasarkan untuk kalangan Rawinala atau masyarakat sekitar. Pak Mulyono merupakan salah satu guru yang telah mendedikasikan dirinya untuk pelayanan ini selama 20 tahun merasa bangga jika anak didiknya mampu berkarya dan mandiri.
" Semangat terus pak Mulyono. Tuhan memberkati ! "

Pendidikan Lanjut - Kelas Pak Mulyono

Wednesday, October 31, 2007

Keragaman Rawinala

Rawinala merupakan lembaga Kristen yang dinaungi oleh GKJ ( Gereja Kristen Jawa ), namun dalam aplikasi pelayanan Rawinala melayani siapa saja dan setiap anak serta staff bebas menjalankan agama dan kepercayaannya.

Keragaman Agama

Perjamuan Kudus

Program Orientasi Mobilitas

Pada tanggal 28 Oktober 2007 yang lalu Bangsa Indonesia memperingati Hari Sumpah Pemuda. Semangat patriotisme pemuda/i dalam memploklamirkan kemerdekaan negara Republik Indonesia menjadi spirit anak didik SLBG-Rawinala. Menghargai perjuangan para pahlawan yang sudah berkorban untuk negara Indonesia dilakukan dengan cara belajar dengan baik meskipun keterbatasan fisik yang mereka miliki. Merdeka !!!

Pendidikan Lanjut-Kelas Bu Lely

Home Visit ( Pasca Lebaran )

Program ini rutin dilakukan setiap kali anak-anak yang tinggal bersama keluarga kembali kerumah atau liburan rutin. Setelah dua minggu liburan di rumah dalam rangka liburan lebaran sudah menjadi tanggung jawab Rawinala mengontrol kondisi anak melalui program Home Visit.
Tujuannya tidak hanya sekedar melihat kondisi anak tapi juga mengajak keluarga bekerjasama dalam melaksanakan kegiatan yang sudah dilakukan di sekolah untuk diteruskan di rumah.

Home Visit Liburan Lebaran

Program Kemandirian

Kemandirian salah satu program yang diajarkan di Rawinala. Tidak seperti sekolah-sekolah pada umumnya, anak-anak yang memiliki keterbatasan tidak bisa melihat plus keterbatasan yang lainnya diharapkan mampu menjadi seseorang yang mandiri. Usia dan kemampuan anak menjadi tolak ukur jenis kemandirian apa yang akan diberikan kepada anak atau siswa. Bagaimana anak/siswa menggunakan sendok untuk makan, mempersiapkan bumbu masak, menyusun kalender kegiatan atau berinteraksi dengan pedagang merupakan beberapa contoh kegiatan kemandian. Dibutuhkan kerjasama antara semua elemen yang ada disekitar anak dalam melakukan atau melaksanakan program kemandirian.

Belajar Mandiri

Aktifitas Kelas

Aktivitas PPCG ( Pusat Penyandang Cacat Ganda Rawinala ) dilakukan setiap hari Senin s.d Jum'at dari pukul 07.30 wib s.d 12.00 wib. Melalui pelayanan pendidikan ini diharapkan anak mendapatkan pengajaran sesuai kemampuan mereka ( mampu didik dan mampu latih ). Guru-guru yang mengajar di Rawinala memiliki optimisme yang tinggi sehingga mereka mengajar anak-anak didik mereka dengan penuh kepercayaan diri serta konsistensi yang tinggi.

Aktivitas Sekolah

Sunday, September 30, 2007

NOSTALGIA RAWINALA DAN SYANE ANAKOTA

Mengunjungi Ambon dalam rangka rapat kerja, memang menjadi tujuan Bapak Sigid Widodo namun bertemu dengan salah satu Alumni Rawinala yang bernama Syane adalah rencana Tuhan. Syane Anakota yang merupakan alumni Rawinala tahun 1991, dan saat ini berdomisili di Ambon bersama keluarganya. Pertemuan yang membuat Syane ini deg-degkan serta gelisah karna tidak sabar ingin bertemu dengan perwakilan dari Rawinala. Kemampuannya bernyanyi merupakan anugrah yang Tuhan berikan. Meskipun dengan keterbatasan tidak bisa melihat namun Syane memiliki kemampuan binadiri yang sangat baik. Kerinduan Syane pada Rawinala membuatnya ingin kembali ke Rawinala dan bertemu dengan teman-teman di Rawinala. Dalam kesempatan ini Rawinala juga mempresentasikan kegiatan pelayanan ganda netra di Yayasan Leleani, Ambon.

Rawinala-Yay. Leleani

Friday, September 28, 2007

PELATIHAN PERKINS

Pelatihan dengan Perkins telah dilaksanakan dengan baik. Barbara McLetchie, sangat memberi " applaus " kepada kita, dan berpesan untuk membagikan ilmu ini kepada banyak orang di sekolah lain. Peserta dari Rawinala yang ikut training ini adalah ibu Esther dan ibu Titin dengan harapan Rawinala mampu mempersiapkan diri sebagai nara sumber MDVI ( Multi Disalbe Vusual Impairment ).

2007-09-18, Rawinala - HKI Training

RAWINALA - JKLPK

Sebagai anggota dari JKLPK ( Jaringan Kerjasama Lembaga Pelayanan Kristen ), Rawinala yang diwakili oleh Pak Sigid Widodo - Direktur Pendidikan Rawinala mengadakan kunjungan kerja ke Ambon. Acara ini mengambil tema Demokratisasi Indonesia : Tantangan Antara Kemiskinan dan bencana Alam. Acara ini berlangsung dari tanggal 8 September s.d 13 September 2007.
Ikut serta dalam keanggotaan lembaga ini merupakan salah satu cara Rawinala menjalin relasi baru kepada semua pihak.

Rawinala - JKLPK

PERNAK - PERNIK RAWINALA

Peringatan Hari Tunarungu Internasional ( 24 September 2007 )
Meskipun anak didik di Rawinala mayoritas Tuna Netra dan ditambah dengan kecacatan lainnya tapi di Rawinala juga mendidik anak-anak yang Low Vision ditambah dengan keterbatasan tidak bisa mendengar dan tidak bisa bicara sehingga dalam berkomunikasi cenderung menggunakan bahasa isyarat.
Pada tanggal 23 September 2007, pukul 13.00 wib, Rawinala ikut berpatisipasi mengisi acara di Plaza Indonesia yang diselenggarakan oleh Rumah Siput Indonesia dengan menampilkan kemampuan anak dalam berbahasa isyarat dan menyablon kaos.


Kunjungan Mr. Jose Luis Cano ( 22 September 2007 )

Mr. Jose Luis Cano yang merupakan sahabat baru Rawinala berkesempatan mengunjungi Rawinala dan bertemu dengan beberapa pengurus Rawinala periode 2007 s.d 2011 yang diketuai oleh Bapak Dwihardjo Sutarto. Dalam pertemuan tersebut Mr. Jose Luis Cano membagikan pengalamannya sebagai pekerja sosial untuk Yayasan HIV - AIDS Thailand serta bagaimana dia mengadakan event-event sosial untuk membantu pendanaan Yayasan HIV - AIDS Thailand.

KERJA BAKTI PEMUDA/I GEREJA CWS MENTENG

Perhatian yang diterima Rawinala tidak hanya dari kalangan orang tua, anak dan remaja saja. Pada tanggal 22 September 2007, Rawinala dikunjungi oleh Gereja CWS, Komisi Pemudanya. Dalam kunjungan ini, mereka mengadakan bakti sosial dengan turun langsung membersihkan daerah sekitar Rawinala. Kami dari Yayasan Pendidikan Dwituna Rawinala sangat salut dengan ketulusan mereka membantu Rawinala serta peran serta mereka sebagai pemuda memang sudah terbukti!. Salut buat Pemuda Gereja CWS - Menteng. Tuhan Memberkati.


CWS Youth Social Activities

PARENT SUPPORT GROUP

Parent Support Group merupakan bentuk komunitas para orangtua murid yang tujuannya untuk memotivasi satu sama lain. Salah satu bentuk kegiatannya adalah " share " ilmu atau informasi yang dimiliki salah satu orangtua kepada orangtua lainnya. Tampak Ibu Amy Headifen ( Mama Joe – Pely. Dini ) mempresentasikan tentang ” Perkembangan Bahasa ” dan ” Strategi Stimulasi Bahasa ” .

Parent Support Group Activities

PELATIHAN PENGEMBANGAN DIRI

Mengembangkan kemampuan para pengajar menjadi tugas YPD. Rawinala agar proses belajar mengajar berjalan dengan baik sehingga anak dapat terlayani secara maksimal. Sdri. Kristin Setyorini adalah salah satu anggota kepengurusan YPD. Rawinala yang baru mencoba membagikan ilmu yang dimilikinya guna meninggkatkan kualitas berfikir guru dan pengasuh di Rawinala. Sukses selalu ! .

Self Development Training

Saturday, September 1, 2007

MENGENAL LAYANAN PENDIDIKAN

Pertama kali penulis ingin minta maaf terhadap istilah cacat ganda netra, karena sampai sekarang belum ditemukan kata yang tepat untuk memperhalus istilah tersebut. Namun yang dimaksud dengan cacat ganda netra adalah setiap penyandangnya mempunyai hambatan dalam penglihatan (buta atau low vision) ditambah dengan hambatan lainnya (mis : retardasi mental, bisu tuli, fisik dan lainnya). Ada banyak cacat ganda yang bisa di temui di lapangan, namun penulis ingin membatasinya pada istilah tersebut di atas.

Jika sepintas orang mendengar hal ini, maka dalam bayangannya adalah kondisi yang amat parah bagi setiap yang menyandangnya. Hal ini tidak sepenuhnya salah, namun demikian dapat dijelaskan di sini bahwa jika paradigma kecacatan hanya dilihat dari banyaknya kecacatan yang disandangnya, maka cacat ganda netra tidak pernah akan menikmati haknya dalam pendidikan. Oleh sebab itu seorang pendidik dalam pelayanan ini harus merubah paradigmanya terhadap penyandang cacat ganda netra.

Seorang pendidik harus yakin bahwa mereka dapat belajar (apapun dan berapapun kecacatan yang disandangnya). Untuk bisa membangun keyakinannya tersebut, maka seorang pendidik harus mempunyai kompetensi yang kuat untuk melakukan “assessment”, yaitu menjaring sebanyak kemampuan yang dimiliki oleh setiap penyandang cacat ganda netra. Dengan mendapatkan data tersebut, diharapkan seorang pendidik dapat membangun program belajar. Satu hal yang penting dalam melakukan assessment ini adalah mereka tidak dilihat sebagai orang yang memiliki berbagai macam kecacatan, tetapi tetap dilihat sebagai seseorang yang memiliki kebutuhan khusus.

Oleh karena setiap anak dilakukan assessment, maka program untuk setiap anak sangat individual, jika dalam satu kelas ada 5 anak maka akan ada 5 program. Namun demikian, bukan berarti setiap anak dilayani oleh satu orang pendidik, tetapi harus dilakukan manajemen kelas sedemikian rupa sehingga kebutuhan belajar setiap anak dapat dilayani dengan baik. Menurut pengalaman selama ini, 6-7 anak cukup dilayani oleh 2 orang tenaga pendidik.

Program belajarnya dilakukan dengan berdasarkan pada keterampilan fungsional, yaitu kegiatan sehari-hari yang dijadikan proses belajar mengajar. Sebagai contoh program berenang, maka dalam prosesnya setiap anak akan belajar orientasi dan mobilitas, bina diri (memakai pakaian sendiri, mencuci pakaian), belajar tentang konsep tubuh, permainan air, bahasa. Bobot materinya akan disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan setiap anak.

Proses pendidikan tersebut diatas, dalam prakteknya membutuhkan tingkat kesabaran dan waktu yang lebih lama. Barangkali hal inilah yang membedakan dengan jenis pendidikan lainnya. Walaupun demikian bukan berarti bahwa melayani kebutuhan pendidikan bagi penyandang cacat ganda netra adalah hal yang susah, tetapi jenis pelayanan pendidikan ini sangat unik dan sangat menantang. Jika berhasil mencapai kemajuan yang sudah direncanakan, maka tingkat kepuasannya akan jauh lebih tinggi.
Oleh : Sigid Widodo - Direktur Yayasan Pendidikan Dwituna Rawinala

Poem

S E N Y U M
Tersenyumlah Pagi ini,.......................Saat aku di sini, di dekatmu,..
T’lah ku lompati banyaknya jurang...............Untuk bertemu dengan mu
Pagi ini ...................................Sambutlah aku dengan senyum mu

Ada bunga di hatiku Petiklah satu,.............karena hanya satu
Eratkanlah dia bersama bunga...Dihatimu,...lalu....Tersenyumlah untuk ku

Aku ingin memohon .................................Jikalau itu mungkin
Tersenyumlah lagi untuk ku,.................Setelah itu kan kukatakan
Bahwa aku sayang padamu

Buah Karya : Titin Maryati
Guru Rawinala

Class Activities

Kegiatan Belajar Mengajar

Testimonial from Voluntary


In the past before I involved to Rawinala, I didn't know how to live for other. I was work hard only for my self. All my prayers for my needs and my family. I knew GOD love me so much and I knew God want me to love other. I believe if could be live it's only by His Grace. Before I met the children within Rawinala, my relationship was only between God and Me. I was obeying to Lord and all His words caused He is my king and owner of my life. That was all. I didn't understand what is the love mean.Love like God's love until He sacrifice his life on the cross. I realized how nasty my life in the past. Yes,..I gave my money for needy but I gave it without love.Since I met children within Rawimala, God put mercy in my heart and this mercy give me the understanding of love. I know the truth mean of happiness. Crying out to pray for other, feel blessed and rejoice when I can help children in need. Every time I spend time and talk with these children, I always feel blessed and God Present in to my life. My prayers totally changed. I pray God to use me more and more,.... When I was see old man/woman/children begging on the bus, I pray for them cry to the Lord to bless them. I give money with love and prayer.I have mercy in my life now and It is God's Work. Now, I know Mercy is from God and God put that in our heart. We dont have ability to create it. God put it in our heart and allow it to growing up. When I have mercy in my heart I know what I stand for on this earth. Children in need was change my life,.......I'm not bless them but these children blessed my life.........

Early Intervention Activity

Orientasi Mobilitas merupakan salah satu bentuk pembelajaran anak pelayanan dini mengenal tempat-tempat rekreasi

Rawinala Activities Picture 2006

Anak belajar untuk memaksimalkan kemandirian baik secara akademik maupun ketrampilan.

Class and Hostel Activity

Pembelajaran di Rawinala bukan hanya pembelajaran pendidikan akademik saja tetapi juga pembelajaran kemandirian anak.

Pengurus dan Karyawan Rawinala

Pertemuan antara pengurus dan karyawan Rawinala yang diadakan pada tanggal 25 Augustus 2007 bertujuan untuk berbagi pengalaman selama melayani di Rawinala serta memperkuat komitmen pengurus baru terhada pelayanan.

Sang Juara

Rawinala mendapat peringkat pertama sebagai Lembaga/Organisasi Sosial tingkat Kotamadya Jakarta-Timur periode 2007

Untuk tingkat Propinsi DKI Jakarta mendapat peringkat kedua.

Indenpenden Days Memories

Bus Way Activities

Anak dan guru Rawinala menikmati kenyamanan fasilitas transportasi baru (bus way).

Indonesia Indepedent Day Celebration

Merayakan kemerdakaan adalah hak semua penduduk Indonesia. Begitu juga halnya Lembaga Pendidikan Dwituna Rawinala yang merayakan kemerdekaan RI Ke-62 tahun dengan penuh semangat dan antusias.

Keterbatasan bukan menjadi penghalang untuk mereka menikmati kebebasan di dalam berekspresi dalam merayakan kemerdekaan Republik Indonesia