Wednesday, May 14, 2008

PENABUR - PENABUR CILIK

Menjadi pribadi yang disukai siapa saja adalah harapan kita semua. Menanamkan nilai-nilai social dan nilai-nilai moralitas sedini mungkin memberi peluang bagi anak-anak untuk lebih kreatif dan lebih peduli terhadap lingkungan sosialnya. Memasuki usia yang remaja, para murid SDK 2 Penabur diajarkan untuk menjadi pribadi-pribadi yang berkarakter dan mampu menjadi teladan di masyarakat.

Anak-anak yang berjumlah 70 orang dengan 9 orang guru diajak untuk terlibat dalam pembuatan kerajinan telur asin dan lilin hias. Anak-anak dibagi dalam dua tim, dan ditempatkan di aula untuk kelompok lilin hias dan garasi mobil untuk kelompok telur asin. Usia mereka memang masih terbilang muda meskipun secara fisik mereka sudah kelihatan besar.

Upaya ini dilakukan agar anak-anak Penabur memiliki gambaran mengenai penyandang cacat ganda yang ada di Rawinala. Jika diperhatikan mayoritas anak-anak terlihat masih kaku dan canggung saat harus berkomunikasi dengan anak-anak Rawinala. Butuh proses bagi mereka untuk mencairkan suasana agar terlihat lebih akrab.

Kegiatan membuat telur asin dan lilin hias, menunjukkan interaksi diantara anak-anak. Mereka tampak santai sambil berbincang-bincang dengan topik yang ringan. Anak-anak memang kelihatan polos meskipun mereka harus belajar menumbuhkan kepercayaan diri saat mereka berkomunikasi dengan orang yang baru mereka kenal.

Paradigma anak-anak mengenai penyandang cacat ganda memang masih sangat sedikit, kami mencoba memberikan informasi sebaik mungkin agar anak-anak Penabur memahami ”keberadaan” penyandang cacat ganda.


SMPK 3 Penabur