Wednesday, April 1, 2009

TUNAGANDA HIDUP BAGAI ALIRAN AIR

Teman, dapatkah anda membayangkan pergaulan remaja tunaganda? Mereka memang tak kenal dengan rokok, gitar, atau gemerlapnya kehidupan malam di diskotik dan bar seperti kehidupan remaja di luar mereka. Tetapi, tahukah anda bahwa mereka juga membutuhkan perhatian seperti sebayanya yang merokok di diskotik itu?


Di Pusat Pendidikan Cacat Ganda (PPCG) Rawinala Jakarta Timur, sekitar 60 orang tunaganda belajar dan bergaul dengan sesamanya. Meski kondisi mereka berbeda satu sama lain, tapi mereka memiliki persamaan kecacatan pada penglihatan. Karena itulah, maka Direktur PPCG Sigid Widodo menamai mereka "gandanetra". Tunaganda di lembaga tersebut terdiri dari tunanetra-rungu, tunanetra-grahita dan tunanetra-daksa.


Menurut Sigid, remaja tunaganda mempunyai kebutuhan yang sama dengan remaja lain dalam perkembangan psikososialnya. Mereka perlu teman, kasih sayang, penghargaan dan sebagainya. Perbedaan hanya terdapat pada cara mengungkapkan kebutuhan itu dan kemampuan masyarakat untuk memahaminya.


"Ketika kita menyentuh atau menyapanya, tunaganda bereaksi, lho!" jelas Sigid. Reaksi ini tampak pada perubahan mimik wajah, gerak-gerik, tangisan atau suara-suara lain yang keluar dari mulutnya.

Dalam hal kebutuhan seksual, konsep senggama luput dari benak remaja tunaganda. Mereka hanya punya konsep melayani diri sendiri atau onani. Tanpa pengarahan, mereka akan melakukannya di sembarang tempat dan waktu.

"Perkembangan umur dan kebutuhan fisik tunaganda sama dengan yang lain, hanya cara menikmatinya yang beda," kata Sigid. Menurutnya, cara mereka menikmati sesuatu persis anak kecil. Seperti halnya anak kecil, mereka akan mengulangi terus hal-hal yang ia sukai.


Tentang cita-cita, tunaganda yang masih dapat berbicara biasanya akan menyebutkan keinginan yang sama dengan orang lain, misalnya menjadi dokter. Sayang sekali, perencaan masa depan juga luput dari kemampuannya. "Yah, hidup mereka mengalir saja," ujar Sigid.

Oleh : Sigid Widodo - Direktur



No comments: